Kode Pos Seluruh Indonesia Tahun 2025

Provinsi, Kota/Kabupaten, Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa


Cari Kode Pos atau Nama Daerah


Saat ini kami memiliki 81248 data kode pos dari seluruh indonesia, terdiri dari 38 Provinsi, 416 kabupaten, 98 kota, 7.094 kecamatan, 8.506 kelurahan, dan 74.961 desa

Daftar Kode Pos Provinsi Sulawesi Tengah



No Provinsi Kabupaten Kecamatan Kelurahan/Desa Kode Pos
1 SULAWESI TENGAH PALU PALU TIMUR BESUSU BARAT 94111
2 SULAWESI TENGAH PALU PALU TIMUR BESUSU TENGAH 94111
3 SULAWESI TENGAH PALU PALU TIMUR BESUSU TIMUR 94111
4 SULAWESI TENGAH PALU MANTIKULORE LAYANA INDAH 94111
5 SULAWESI TENGAH SIGI PIPIKORO BANASU 94112
6 SULAWESI TENGAH SIGI PIPIKORO KALAMANTA 94112
7 SULAWESI TENGAH SIGI PIPIKORO KANTEWU 94112
8 SULAWESI TENGAH SIGI PIPIKORO KANTEWU II 94112
9 SULAWESI TENGAH SIGI PIPIKORO KOJA 94112
10 SULAWESI TENGAH SIGI PIPIKORO LAWE 94112
Halaman 1 dari 194

Sekilas mengenai Provinsi Sulawesi Tengah


Wilayah sepanjang pesisir barat Sulawesi Tengah, dari Kaili hingga Tolitoli, ditaklukkan oleh Kerajaan Gowa sekitar pertengahan abad ke-16 di bawah kepemimpinan Raja Tunipalangga.[8] Wilayah di sekitar Teluk Palu merupakan pusat dan rute perdagangan yang penting, produsen minyak kelapa, dan "pintu masuk" ke pedalaman Sulawesi Tengah.[9] Di sisi lain, daerah Teluk Tomini sebagian besar berada di bawah kekuasaan Kerajaan Parigi. Pada tahun 1824, perwakilan Kerajaan Banawa dan Kerajaan Palu menandatangani Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) dengan pemerintah kolonial.[10] Kapal-kapal Belanda mulai sering berlayar di bagian selatan Teluk Tomini setelah tahun 1830.[11] Sulawesi Tengah baru benar-benar "diperhatikan" oleh Pemerintah Hindia Belanda pada periode tahun 1860-an. Seorang pejabat pemerintah bernama Johannes Cornelis Wilhelmus Diedericus Adrianus van der Wyck, berhasil mengunjungi Danau Poso pada tahun 1865—menjadi orang Eropa dan Belanda pertama yang melakukannya. Langkah ini diikuti oleh pejabat pemerintah lainnya, Willem Jan Maria Michielsen, pada tahun 1869.[11] Wacana untuk menduduki wilayah ini ditolak—merujuk kepada kebijakan anti-ekspansi yang dikeluarkan pemerintah kolonial pada zaman itu.[12] Baru pada tahun 1888, sebagian besar wilayah ini mulai menjalin hubungan dengan pemerintah di Batavia melalui perjanjian pendek yang ditandatangani oleh para raja dan penguasa lokal, sebagai tindakan antisipasi pemerintah terhadap kemungkinan tersebarnya pengaruh politik dan ekonomi Britania Raya di wilayah ini.[12] Pada periode tersebut, Sulawesi Tengah berada di bawah yurisdiksi Afdeling Gorontalo, yang berpusat di Gorontalo. G. W. W. C. Baron van Höevell, Asisten Residen Gorontalo, khawatir pengaruh Islam yang begitu kuat di Gorontalo akan meluas ke wilayah Sulawesi Tengah—yang saat itu masih belum dimasuki agama samawi, dan penduduknya sebagian besar masih pagan, penganut animisme, dan memeluk agama suku. Baginya, agama Kristen adalah penyangga yang paling efektif melawan pengaruh Islam.[13] Ia menghubungi lembaga misionaris Belanda, Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), dan meminta mereka untuk menempatkan seorang misionaris di wilayah ini. Pada tahun 1892, NZG kemudian mengirimkan misionaris bernama Albertus Christiaan Kruyt, yang ditempatkan di Poso. Langkah ini dilanjutkan pada tahun 1894, ketika pemerintah mengangkat Eduard van Duyvenbode Varkevisser, sebagai Kontrolir atau pejabat pemerintah yang akan menjadi pengawas dan pemimpin wilayah di Poso.[14] Penaklukan militer Sulawesi Tengah[sunting | sunting sumber] Penaklukan Belanda di Sulawesi Tengah dimulai dengan serangkaian serangan militer terhadap berbagai kerajaan lokal dan daerah. Pada tahun 1905, sebagian wilayah di Poso terlibat dalam pemberontakan gerilya melawan pasukan Belanda, sebagai bagian dari kampanye militer terkoordinasi Belanda ke seluruh daratan Sulawesi. Salah satu kampanye militer yang terkenal adalah "penaklukan" Kerajaan Mori dalam Perang Wulanderi yang terjadi pada tahun 1907.[15] Semenjak tahun 1905, wilayah Sulawesi Tengah seluruhnya jatuh ke tangan Pemerintahan Hindia Belanda, dari Tujuh Kerajaan di Timur dan Delapan Kerajaan di Barat, kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan Landschap-landschap atau Pusat-pusat Pemerintahan Hindia Belanda yang meliputi, antara lain: Poso Lage di Poso Lore di Wanga, Lore Utara, Poso Tojo di Ampana Una-Una di Pulau Una-Una Bungku di Bungku Mori di Kolonedale Banggai di Luwuk Parigi di Parigi Moutong di Tinombo Tawaeli di Tawaeli Banawa di Donggala Palu di Palu Sigi/Dolo di Biromaru Kulawi di Kulawi Tolitoli di Tolitoli Zaman Kemerdekaan[sunting | sunting sumber] Dalam perkembangannya, ketika Pemerintahan Hindia Belanda jatuh dan sudah tidak berkuasa lagi di Sulawesi Tengah serta seluruh Indonesia, Pemerintah Pusat kemudian membagi wilayah Sulawesi Tengah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni: Sulawesi Tengah bagian Barat, meliputi wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Pembagian wilayah ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi. Sulawesi Tengah bagian Tengah (Teluk Tomini), masuk Wilayah Keresidenan Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1919, seluruh Wilayah Sulawesi Tengah masuk Wilayah Karesidenen Sulawesi Utara di Manado. Pada tahun 1940, Sulawesi Tengah dibagi menjadi 2 Afdeeling yaitu Afdeeling Donggala yang meliputi Tujuh Onder Afdeeling dan Lima Belas Swapraja. Sulawesi Tengah bagian Timur (Teluk Tolo) masuk Wilayah Karesedenan Sulawesi Timur Bau-bau. Tahun 1964 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 1964 terbentuklah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Poso, Kabupaten Banggai dan Kabupaten Buol Tolitoli. Selanjutnya Pemerintah Pusat menetapkan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Provinsi yang otonom berdiri sendiri yang ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan selanjutnya tanggal pembentukan tersebut diperingati sebagai Hari Lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah. Zaman Reformasi[sunting | sunting sumber] Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tojo Una-Una. Setelah pemekaran beberapa wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 14 daerah, yaitu 13 kabupaten dan 1 kota. Ibu kota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut. Geografi[sunting | sunting sumber] Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Tengah Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah bagian utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara, bagian selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat, bagian tengah berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan, bagian tenggara berbatasan dengan Sulawesi Tenggara, dan bagian barat berbatasan dengan Selat Makassar. Hidrografi[sunting | sunting sumber] Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa sungai, di antaranya sungai Lariang yang terkenal sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang menjadi objek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu. Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi objek penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis. Iklim[sunting | sunting sumber] Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatra, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia. Temperatur berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22° Celsius. Flora dan Fauna[sunting | sunting sumber] Sulawesi merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, di mana flora dan faunanya berbeda jauh dengan flora dan fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan, juga berbeda dengan flora dan fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau Timor. Garis maya yang membatasi zona ini disebut Wallace Line, sementara kekhasan flora dan faunanya disebut Wallacea, karena teori ini dikemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut menemukan teori evolusi bersama Darwin. Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varietas binatang berkantung serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas. Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan objek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang. Pemerintahan[sunting | sunting sumber] Gubernur[sunting | sunting sumber] .mw-parser-output .hatnote{font-style:italic}.mw-parser-output div.hatnote{padding-left:1.6em;margin-bottom:0.5em}.mw-parser-output .hatnote i{font-style:normal}.mw-parser-output .hatnote+link+.hatnote{margin-top:-0.5em}Artikel utama: Daftar Gubernur Sulawesi Tengah Gubernur yang menjabat saat ini di provinsi Sulawesi Tengah ialah Anwar Hafid, didampingi wakil gubernur, Reny Lamadjido. Mereka adalah pemenang pada Pemilihan umum Gubernur Sulawesi Tengah 2024. Mereka dilantik pada 20 Februari 2025, untuk periode jabatan 2025-2030.[16] No Gubernur Mulai Jabatan Akhir Jabatan Prd. Wakil Gubernur 12 Anwar Hafid 20 Februari 2025 Petahana 15(2024) Reny Lamadjido Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah DPRD Sulawesi Tengah beranggotakan 45 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Sulawesi Tengah terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Sulawesi Tengah yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 25 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah di Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tengah.[17][18] Komposisi anggota DPRD Sulawesi Tengah periode 2019-2024 terdiri dari 11 partai politik dimana Partai NasDem adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 7 kursi, kemudian disusul oleh Partai Golkar yang juga meraih 7 kursi serta Partai Gerindra dan PDI Perjuangan yang masing-masing meraih 6 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Sulawesi Tengah dalam dua periode terakhir.[19][20] Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode 2014-2019 2019-2024 2024-2029 PKB 3 4 5 Gerindra 6 6 7 PDI-P 6 6 7 Golkar 7 7 8 NasDem 5 7 8 PKS 3 4 5 PPP 1 1 1 PAN 3 2 2 Hanura 4 2 1 Demokrat 6 4 8 PBB 1 0 1 Perindo (baru) 2 2 Jumlah Anggota 45 45 55 Jumlah Partai 11 11 12 Kabupaten dan kota[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Daftar kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[21] Jumlah penduduk (2024)[22] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang Peta lokasi 1 Kabupaten Banggai Luwuk Amirudin Tamoreka 8.252,88 374.896 23 46/291 2 Kabupaten Banggai Kepulauan Salakan Rusli Moidady 2.384,99 129.171 12 3/141 3 Kabupaten Banggai Laut Banggai Sofyan Kaepa 688,24 77.395 7 3/63 4 Kabupaten Buol Buol Risharyudi Triwibowo 3.702,70 160.493 11 7/108 5 Kabupaten Donggala Banawa Vera Elena Laruni 5.126,59 316.037 16 9/158 6 Kabupaten Morowali Bungku Tengah Iksan Baharuddin Abdul Rauf 4.399,67 190.449 9 7/126 7 Kabupaten Morowali Utara Kolonodale Delis Julkarson Hehi 8.599,35 150.634 10 3/122 8 Kabupaten Parigi Moutong Parigi Richard Arnaldo Djanggola (Pj.) 5.805,61 459.566 23 5/278 9 Kabupaten Poso Poso Verna Gladies Merry Inkiriwang 7.438,55 252.652 19 28/141 10 Kabupaten Sigi Sigi Biromaru Mohamad Rizal Intjenae 5.208,17 270.189 15 -/176 11 Kabupaten Tojo Una-Una Ampana Kota Ilham Lawidu 5.572,86 172.465 12 12/134 12 Kabupaten Tolitoli Baolan Amran Hi. Yahya 3.701,54 241.224 10 6/103 13 Kota Palu - Hadianto Rasyid 356,35 389.959 8 46/- Pertahanan dan Keamanan[sunting | sunting sumber] Militer[sunting | sunting sumber] Sulawesi Tengah merupakan wilayah Kodam XIII/Merdeka, yang bermarkas di Manado. Korem 132/Tadulako terletak di Kota Palu. Korem 132/Tadulako membawahi lima Kodim dan satu Batalyon Infanteri, yaitu: Kodim 1305/Buol-Tolitoli Kodim 1306/Donggala Kodim 1307/Poso Kodim 1308/Luwuk Banggai Kodim 1311/Morowali Yonif 714/Sintuwu Maroso Palu merupakan daerah cabang Komando Armada II TNI AL yang bermarkas di Watusampu. Kawasan TNI-AU terdapat di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie (Palu), dan Bandar Udara Kasiguncu (Poso). Daerah latihan militer antara lain terdapat di Bukit Jabal Nur (Palu), dan Gunung Biru (Poso). Kepolisian[sunting | sunting sumber] Polda Sulawesi Tengah membawahi 13 kabupaten/kota dengan rincian satu kepolisian resor kota (Polresta Palu), dan 11 kepolisian resor (Polres Banggai Laut masih menjadi satu dengan Polres Banggai Kepulauan).[23] Demografi[sunting | sunting sumber] Jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada tahun 2010 adalah 2.831.283 jiwa, dengan kepadatan 46 jiwa/km2. Kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di provinsi Sulawesi Tengah adalah Kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah penduduk 449.157 jiwa, sedangkan Kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Palu sebanyak 362.202 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk adalah 1,95% per tahun (2010). Sementara penduduk Provinsi Sulawesi Tengah yang tinggal di daerah pemukiman dan pedalaman ialah sekitar 30%, daerah pesisir 60%, dan kawasan kepulauan ialah 10%.[24] Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi sebagai tanaman utama. Kopi, Kelapa, Kakao dan Cengkih merupakan tanaman perdagangan unggulan daerah ini dan hasil hutan berupa rotan, beberapa macam kayu seperti agatis, ebony dan meranti yang merupakan andalan Sulawesi Tengah. Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan pemerintahan seperti Kepala Desa. Ketua adat menetapkan hukum adat dan denda berupa kerbau bagi yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan upacara untuk menyambut para tamu seperti persembahan ayam putih, beras, telur serta tuak yang difermentasikan dan disimpan dalam bambu. Tahun 1971 1980 1990 1995 2000 2010 2020 Jumlah penduduk 913.662 1.289.635 1.711.327 1.938.071 2.218.435 2.635.009 2.985.734 Sejarah kependudukan Sulawesi TengahSumber:[7][25] Suku bangsa[sunting | sunting sumber] Pakain tradisional orang Pamona di Kabupaten Poso. Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas berbagai kelompok etnis atau suku, yaitu suku Kaili bermukim di kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Sigi dan kota Palu. Kemudian suku Kulawi bermukim di kabupaten Sigi. Suku Lore, Pamona dan Poso Pesisir bermukim di Kabupaten Poso. Kemudian, suku Mori bermukim di kabupaten Morowali Utara, dan suku Bungku bermukim di kabupaten Morowali. Suku Saluan atau Loinang, Balantak, Mamasa, dan suku Taa bermukim di kabupaten Banggai. Beberapa suku yang bermukim di Kabupaten Tolitoli seperti suku Tolitoli, Dondo berdiam di Dondo, dan suku Pendau. Suku Bare'e tersebar bermukim di Kabupaten Parigi Moutong, Poso, dan Tojo Una-Una. Sementara suku Banggai bermukim di Kabupaten Banggai Kepulauan, suku Buol mendiami kabupaten Buol, suku Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong, dan Dampelas berdiam di kabupaten Donggala. Di samping 20 kelompok etnis diatas, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku Moronene di Morowali, suku Sea-sea dan suku Taa di Ampana dan Banggai, dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010 dengan jumlah penduduk 2.623.679 jiwa, suku bangsa di provinsi Sulawesi Tengah termasuk beragam. Suku mayoritas adalah suku asli setempat termasuk suku Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Mori, Bungku, Saluan, dan lainnya, sebanyak 1.630.937 jiwa (62,16%). Suku bangsa terbesar lainnya adalah suku Bugis sebanyak 409.709 jiwa (15,62%), kemudian suku Jawa 221.001 jiwa (8,42%), Bali 115.812 (4,41%) dan Gorontalo 105.151 jiwa (4,01%).[26] Suku bangsa lainnya adalah Minahasa 30.572 jiwa (1,17%), Sasak 20.436 jiwa (0,78%), Makassar 18.899 jiwa (0,72%), Sunda 15.160 jiwa (0,58%), Tionghoa sebanyak 12.520 jiwa (0,48%), suku asal Nusa Tenggara Timur sebanyak 7.806 jiwa (0,30%). Sementara suku terbanyak asal pulau Sumatra adalah suku Batak sebanyak 3.228 jiwa (0,12%%) dan Minangkabau 1.782 jiwa (0,07%), dan suku lainnya 1,16%.[26] Suku pendatang yang mendiami wilayah Sulawesi Tengah sudah membaur sejak awal abad ke–19. Berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Sulawesi Tengah:[26] Baju adat suku Kaili Tado No Suku Jumlah 2010 % 1 Asal Sulawesi Tengah 1.630.937 62,12% 2 Bugis 409.709 15,62% 3 Jawa 221.001 8,42% 4 Bali 115.812 4,41% 5 Gorontalo 105.151 4,01% 6 Minahasa 30.572 1,17% 7 Sasak 20.436 0,78% 8 Makassar 18.899 0,72% 9 Sunda 15.160 0,58% 10 Tionghoa 12.520 0,48% 11 Asal NTT 7.806 0,30% 12 Batak 3.228 0,12% 13 Minangkabau 1.782 0,07% 14 Suku Lainnya 30.666 1,16% Provinsi Sulawesi Tengah 2.623.679 100% Bahasa[sunting | sunting sumber] Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Tengah adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 21 bahasa daerah yang dipertuturkan di Sulawesi Tengah.[27] Kedua puluh satu bahasa tersebut adalah: Bahasa Bada, terdiri dari 2 dialek, yaitu dialek Napu dan dialek Bada Tiara. Bahasa Bada dituturkan di Kabupaten Poso yaitu dialek Napu, sedangkan dialek Bada Tiara dituturkan di Kabupaten Parigi Moutong. Bahasa Bajo, dituturkan oleh masyarakat di daerah Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Donggala, Kabupaten Tolitoli, , Tolitoli Utara, Kabupaten Banggai, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Morowali Utara. Selain di Sulawesi Tengah, bahasa Bajo juga dipertuturkan di Gorontalo, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Bahasa Manado (Melayu Manado), dituturkan sebagai basantara dengan logat khas masing–masing wilayah oleh sebagian penduduk di Kabupaten Banggai, Kabupaten Poso, Kabupaten Buol dan sebagian wilayah Sulawesi Tengah lainnya.[28] Dan bahasa lainnya seperti Bahasa Balaesang, Bahasa Balantak, Bahasa Banggai, Bahasa Bare'e, Bahasa Besoa, Bahasa Bugis, Bahasa Mori Atas, Bahasa Mori Bawah,Bahasa Bungku, Bahasa Buol, Bahasa Dondo, Bahasa Kaili, Bahasa Lauje Malala, Bahasa Moma, Bahasa Pamona, Bahasa Pipikoro, Bahasa Saluan, Bahasa Sangir, Bahasa Seko, Bahasa Taa, Bahasa Tomini, dan Bahasa Totoli Agama[sunting | sunting sumber] Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat pada Badan Pusat Statistik, sebanyak 77,72% penduduknya Sulawesi Tengah memeluk agama Islam. Kemudian Kekristenan sebanyak 17,80%, dimana 16,98% memeluk agama Kristen Protestan, dan 0,82% beragama Katolik. Kemudian 3,78% memeluk agama Hindu, 0,15% beragama Buddha, 0,01% beragama Konghucu dan Kepercayaan serta lainnya 0,54%.[3] Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karama dan Datuk Mangaji, ulama dari Sumatera Barat; yang kemudian diteruskan oleh Al Alimul Allamah Al-Habib As Sayyed Idrus bin Salim Al Djufri, seorang guru pada sekolah Alkhairaat dan juga diusulkan sebagai Pahlawan nasional. Salah seorang cucunya yang bernama Salim Assegaf Al Jufri menduduki jabatan sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh misionaris Belanda, A.C Cruyt dan Adrian. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah mayoritas beragama Islam, namun tingkat toleransi beragama sangat tinggi dan semangat gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Seni dan budaya[
Data diambil dari WikiPedia.

Peta Provinsi Sulawesi Tengah


Kode Pos Surabaya - Kode Pos Jember - Kode Pos Jakarta - Kode Pos Bandung - Kode Pos Yogyakarta - Kode Pos Semarang - Kode Pos Aceh - Kode Pos Mataram - Kode Pos Denpasar - Kode Pos Pasuruan - Kode Pos Lumajang - Kode Pos Ambon - Kode Pos Minahasa Selatan - Kode Pos Banyuwangi - Kode Pos Bali - Kode Pos Banjarmasin - Kode Pos Pangkal Pinang - Kode Pos Maluku - Kode Pos Medan - Kode Pos Bekasi - Kode Pos Manokwari - Kode Pos Manado - Kode Pos PALANGKA RAYA - Kode Pos Jambi - Kode Pos Pekan Baru - Kode Pos Gorontalo - Kode Pos Bogor - Kode Pos Sukoreno - Kode Pos Situbondo