Kode Pos Seluruh Indonesia Tahun 2025
Provinsi, Kota/Kabupaten, Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa
Saat ini kami memiliki 81248 data kode pos dari seluruh indonesia, terdiri dari 38 Provinsi, 416 kabupaten, 98 kota, 7.094 kecamatan, 8.506 kelurahan, dan 74.961 desa
Daftar Kode Pos Provinsi Maluku Utara
Sekilas mengenai Provinsi Maluku Utara
Maluku Utara (diakronimkan: Malut) merupakan sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini terletak di Sofifi (Kota Tidore Kepulauan). Provinsi ini terletak di bagian timur Indonesia yang resmi terbentuk pada 4 Oktober 1999, yang sebelumnya menjadi kabupaten dari Provinsi Maluku bersama dengan Kabupaten Halmahera Tengah, berdasarkan UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor Tahun 2003. Jumlah penduduk Provinsi Maluku Utara pada akhir tahun 2024 mencapai 1.394.231 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebanyak 44 jiwa/km2.[3] Saat awal pendirian Provinsi Maluku Utara, ibu kota provinsi ini rencananya ditempatkan di Kota Ternate yang berlokasi di Pulau Ternate, tepatnya di kaki Gunung Gamalama dalam kurun waktu kurang lebih 11 tahun, hingga pada 4 Agustus 2010 setelah adanya masa transisi dan persiapan pembangunan, Maluku Utara memindahkan ibu kota provinsi ke Kota Sofifi yang terletak di Pulau Halmahera, tepatnya di wilayah Kelurahan Sofifi, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan.[8][9] Etimologi[sunting | sunting sumber] Istilah Maluku pada awalnya merujuk pada keempat pusat kesultanan di Maluku Utara, yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Suatu bentuk konfederasi tertentu dari keempat kerajaan tersebut yang kemungkinan besar muncul pada abad ke-14, disebut Moloku Kie Raha atau "Empat Gunung Maluku". Walaupun kemudian keempat kerajaan itu berekspansi dan mencakup seluruh wilayah Maluku Utara (sekarang) dan sebagian wilayah Sulawesi dan Papua, tetapi wilayah ekspansi itu tidak termasuk dalam istilah Maluku yang hanya merujuk pada keempat pusat kesultanan di Maluku Utara. Kata pertama yang dapat diidentifikasi dengan Maluku berasal dari Nagarakretagama, sebuah kakawin berbahasa Jawa Kuno dari tahun 1365. Pupuh 14 bait 5 menyebutkan Maloko, yang Pigeaud identifikasikan dengan Ternate atau Maluku.[10]:17[11]:34 Geografis[sunting | sunting sumber] Provinsi Maluku Utara terdiri dari 1.474 pulau, jumlah pulau yang dihuni sebanyak 89 dan sisanya sebanyak 1.385 tidak berpenghuni. Pulau Area (km2) Populasi2010 Kepadatan Titik Tertinggi Ketinggian Geolokasi Morotai 2.266,4 52.697 23,25/km2 Gunung Sabatai 1.250 m (4.101 ft) .mw-parser-output .geo-default,.mw-parser-output .geo-dms,.mw-parser-output .geo-dec{display:inline}.mw-parser-output .geo-nondefault,.mw-parser-output .geo-multi-punct,.mw-parser-output .geo-inline-hidden{display:none}.mw-parser-output .longitude,.mw-parser-output .latitude{white-space:nowrap}2°19′N 128°46′E / 2.32°N 128.77°E / 2.32; 128.77 Halmahera 18.039,6 449.938 24,94/km2 Gunung Gamkonora 1.635 m (5.364 ft) 0°36′N 127°52′E / 0.60°N 127.87°E / 0.60; 127.87 Ternate 106,2 185.705 1.748,63/km2 Gunung Gamalama 1.715 m (5.625 ft) 0°49′N 127°20′E / 0.81°N 127.33°E / 0.81; 127.33 Tidore 116,1 111.000 455,09/km2 Kie Matubu 1.730 m (5.680 ft) 0°40′N 127°24′E / 0.66°N 127.40°E / 0.66; 127.40 Makian 113,1 12.394 109,58/km2 Kie Besi 1.357 m (4.452 ft) 0°19′N 127°24′E / 0.32°N 127.40°E / 0.32; 127.40 Kayoa 72,71 16.707 229,78/km2 Gunung Tigalalu 422 m (1.385 ft) 0°03′N 127°26′E / 0.05°N 127.44°E / 0.05; 127.44 Gebe 143,22 4.463 31,16/km2 Bukit Elfanoen 396 m (1.299 ft) 0°05′S 129°27′E / 0.08°S 129.45°E / -0.08; 129.45 Kasiruta 472,6 8.368 17,71/km2 Buku Kabau 824 m (2.703 m) 0°22′S 127°12′E / 0.37°S 127.20°E / -0.37; 127.20 Bacan 1.899,8 60.742 31,97/km2 Buku Sibela 2.111 m (6.926 ft) 0°37′S 127°32′E / 0.62°S 127.53°E / -0.62; 127.53 Mandioli 229,8 8.788 38,24/km2 Buku Gaku 331 m (1.086 ft) 0°42′S 127°11′E / 0.70°S 127.18°E / -0.70; 127.18 Obi 2.542,3 29.642 12,66/km2 - 1.611 m (5.285 ft) 1°32′S 127°46′E / 1.53°S 127.77°E / -1.53; 127.77 Taliabu 2.913,2 47.309 16,24/km2 Gunung Lida Godo 1.380 m (4.528 ft) 1°47′S 124°52′E / 1.78°S 124.87°E / -1.78; 124.87 Mangole 1.228,5 36.323 29,57/km2 - 1.147 m (3.763 ft) 1°51′S 125°50′E / 1.85°S 125.83°E / -1.85; 125.83 Sulabesi 557,8 48.892 87,65/km2 - 678 m (2.224 ft) 2°14′S 125°56′E / 2.23°S 125.93°E / -2.23; 125.93 Geologi[sunting | sunting sumber] Kepulauan Maluku Utara terbentuk dari pergerakan tiga lempeng tektonik, yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia yang terjadi sejak zaman kapur. pergerakan ini membentuk busur kepulauan gunung api kuarter yang membentang dari utara ke selatan di Halmahera bagian barat, di antaranya adalah Pulau Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare, dan Pulau Makian. Pulau Halmahera sendiri merupakan pulau vulkanik meskipun aktivitas vulkanik yang terjadi hanya pada sebagian wilayahnya. Nama Bentuk Ketinggian Pulau Geolokasi Gunung Tarakan kerucut piroklastik 318 m (1.043 ft) Halmahera 1°50′N 127°50′E / 1.83°N 127.83°E / 1.83; 127.83 Gunung Dukono kompleks 1.229 m (4.031 ft) Halmahera 1°41′N 127°53′E / 1.68°N 127.88°E / 1.68; 127.88 Gunung Tobaru stratovulkan 1.035 m (3.396 ft) Halmahera 1°38′N 127°40′E / 1.63°N 127.67°E / 1.63; 127.67 Gunung Ibu stratovulkan 1.325 m (4.347 ft) Halmahera 1°29′N 127°38′E / 1.49°N 127.63°E / 1.49; 127.63 Gunung Gamkonora stratovulkan 1.635 m (5.364 ft) Halmahera 1°23′N 127°32′E / 1.38°N 127.53°E / 1.38; 127.53 Gunung Todoko-Ranu kaldera 979 m (3.212 ft) Halmahera 1°15′N 127°28′E / 1.25°N 127.47°E / 1.25; 127.47 Gunung Jailolo stratovulkan 1.130 m (3.710 ft) Halmahera 1°05′N 127°25′E / 1.08°N 127.42°E / 1.08; 127.42 Gunung Hiri stratovulkan 630 m (2.070 ft) Hiri 0°54′N 127°19′E / 0.90°N 127.32°E / 0.90; 127.32 Gunung Gamalama stratovulkan 1.715 m (5.627 ft) Ternate 0°49′N 127°20′E / 0.81°N 127.33°E / 0.81; 127.33 Kie Matubu stratovulkan 1.730 m (5.680 ft) Tidore 0°40′N 127°24′E / 0.66°N 127.40°E / 0.66; 127.40 Gunung Mare stratovulkan 308 m (1.010 ft) Mare 0°34′N 127°24′E / 0.57°N 127.40°E / 0.57; 127.40 Gunung Moti stratovulkan 950 m (3,120 ft) Moti 0°27′N 127°24′E / 0.45°N 127.40°E / 0.45; 127.40 Kie Besi stratovulkan 1.357 m (4.452 ft) Makian 0°19′N 127°24′E / 0.32°N 127.40°E / 0.32; 127.40 Gunung Tigalalu stratovulkan 422 m (1.385 ft) Kayoa 0°04′N 127°25′E / 0.07°N 127.42°E / 0.07; 127.42 Bukit Amasing stratovulkan 1.030 m (3.380 ft) Bacan 0°32′S 127°29′E / 0.53°S 127.48°E / -0.53; 127.48 Bukit Bibinoi stratovulkan 900 m (3.000 ft) Bacan 0°46′S 127°43′E / 0.77°S 127.72°E / -0.77; 127.72 Sumber: Global Volcanism Program.[12] Sejarah[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Sejarah Maluku Utara Peta Kepulauan Maluku Utara karya seorang kartografer Belanda, Willem Janszoon Blaeu, pada tahun 1630. Arah utara berada di sebelah kanan, dengan Pulau Ternate terletak di ujung kanan, diikuti oleh Pulau Tidore, Mare, Moti dan Kepulauan Makian. Pada bagian bawah adalah Gilolo (Jailolo atau Halmahera). Inset yang berada di atas menunjukkan Pulau Bacan. Kerajaan Moloku Kie Raha[sunting | sunting sumber] Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), sultan Ternate ke-7 Kolano Cili Aiya atau disebut juga Kolano Sida Arif Malamo (1322-1331) mengundang raja–raja Maluku yang lain untuk berdamai dan bermusyawarah membentuk persekutuan. Persekutuan ini kemudian dikenal sebagai Persekutan Moti atau Motir Verbond. Butir penting dari pertemuan ini selain terjalinnya persekutuan adalah penyeragaman bentuk kelembagaan kerajaan di Maluku. Oleh karena pertemuan ini dihadiri 4 raja Maluku yang terkuat maka disebut juga sebagai persekutuan Moloku Kie Raha. Walau ada Kerajaan Loloda yang tidak dianggap setingkat dengan kerajaan lainnya. Keempat kerajaan tersebut adalah: Kesultanan Bacan Kesultanan Jailolo Kesultanan Tidore Kesultanan Ternate Kolonialisme[sunting | sunting sumber] Portugis[sunting | sunting sumber] Francisco Serrão, penjelajah eropa pertama yang menginjakkan kaki di Kepulauan Maluku pada tahun 1511. Portugis merupakan bangsa eropa pertama yang datang ke Kepulauan Maluku yaitu di banda pada tahun 1511, dan sampai di Ternate pada masa pemerintahan Sultan Bayanullah tahun 1512 dibawah pimpinan Francisco Serrão, mereka membangun sebuah benteng di Ternate pada tahun 1522 dan selesai pada tahun 1523. Benteng ini merupakan benteng kolonial pertama di Kepulauan Maluku yang diberi nama São João Batista (Benteng Kastela). Portugis juga diberi kedudukan dan hak istimewa sebagai mitra dan penasihat kesultanan. Pada 25 Februari 1570 Gubernur Portugis Lopez de Mezquita menjebak dan membunuh Sultan Khairun pada saat jamuan makan di Benteng Kastella. Pasca kematian Sultan Khairun, Sultan Baabullah dinobatkan menjadi sultan menggantikan ayahnya dan berjuang melawan Portugis. Sultan Baabullah mengepung Benteng Kastela selama lima tahun, dan pada tanggal 15 Juli 1575 Portugis akhirnya menyerahkan benteng tersebut dan mundur ke Ambon. Spanyol[sunting | sunting sumber] Juan Sebastián Elcano, penjelajah Spanyol yang berhasil sampai di Tidore pada tahun 1521. Spanyol tiba di Tidore pada tanggal 6 November 1521 dipimpin oleh Juan Sebastián Elcano dengan kapal Trinidad dan Victoria. Kedatangan Spanyol disambut oleh Sultan Tidore pada saat itu Sultan Al-Mansur. Hal ini dicatat oleh Antonio Pigafetta, seorang sejarawan dan penjelajah dari Venesia yang ikut dalam pelayaran tersebut. Kesultanan Tidore menjadikan Spanyol sebagai sekutu untuk melawan dominasi Kesultanan Ternate yang pada masa itu bekerjasama dengan Portugis. Pada tahun 1610 Gubernur Spanyol Cristobal de Azcqueta Menchacha memerintahkan untuk membangun sebuah benteng di Tidore yang diberi nama Santiago de los Caballeros de Tidore. Pembangunan benteng ini selesai pada tahun 1615 saat Gubernur Spanyol Don Jeronimo de Silva menjabat dan mengganti nama benteng ini menjadi Sanctiago Caualleros de los de la de ysla Tidore (Benteng Tahula). Kedatangan Spanyol menjadi ancaman bagi Portugis. Sebab saat itu Portugis memonopoli perdagangan di Kepulauan Maluku. Portugis melayangkan protes kepada pihak Spanyol karena telah melanggar Perjanjian Tordesillas yang dibuat pada tahun 1494. Karena perselisihan tersebut, pada tanggal 22 April 1529 Paus Aleksander VI memprakarsai Perjanjian Zaragoza antara Raja John III dan Raja Charles V di Zaragoza, Aragon. Dimana Spanyol harus meninggalkan Maluku. Sementara Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku. Sebagai gantinya Raja John III diharuskan membayar 350.000 Dukat kepada Raja Charles V. Spanyol akhirnya meninggalkan Maluku dan memusatkan kegiatan mereka di Filipina. Pendudukan Jepang[sunting | sunting sumber] Kekaisaran Jepang menginvasi Maluku pada awal tahun 1942 sebagai bagian dari Kampanye Perang Dunia II Hindia-Belanda, mengusir Belanda dari wilayah tersebut. Halmahera menjadi situs pangkalan angkatan laut Jepang di Teluk Kao. 2 tahun kemudian, pasukan AS dan sekutu mereka melancarkan Pertempuran Morotai pada tahun 1944; membom pulau itu pada bulan Agustus dan menyerang pada bulan September. Pasukan Kekaisaran Jepang di Morotai bertahan sampai 1945 tetapi gagal mengusir Sekutu. Pada akhir tahun 1944, 61.000 personel AS mendarat di Morotai.[13] Dua pertiga dari mereka adalah insinyur, yang dengan cepat membangun fasilitas termasuk pelabuhan dan dua lapangan terbang[13] ditambah tempat pengisian bahan bakar. Penyerahan resmi Tentara Jepang Kedua terjadi di Morotai pada 9 September 1945. Serdadu Jepang terakhir yang menolak menyerah, Prajurit Teruo Nakamura (Amis: Attun Palalin), ditemukan oleh Angkatan Udara Indonesia di Morotai, dan menyerah ke patroli pencarian pada 18 Desember 1974.[14] Zaman Kemerdekaan[sunting | sunting sumber] Orde Lama[sunting | sunting sumber] Pada era ini, posisi dan peran Maluku Utara terus mengalami kemorosotan, kedudukannya sebagai keresidenan sempat dinikmati Ternate antara tahun 1945-1957. Setelah itu kedudukannya dibagi ke dalam beberapa Daerah Tingkat II (kabupaten). Upaya merintis pembentukan Provinsi Maluku Utara telah dimulai sejak 19 September 1957. Ketika itu DPRD peralihan mengeluarkan keputusan untuk membentuk Provinsi Maluku Utara untuk mendukung perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat melalui Undang-undang Nomor 15 Tahun 1956, namun upaya ini terhenti setelah munculnya peristiwa pemberontakan Permesta. Pada tahun 1963, sejumlah tokoh partai politik seperti Partindo, PSII, NU, Partai Katolik dan Parkindo melanjutkan upaya yang pernah dilakukan dengan mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-Gotong Royong (DPRD-GR) untuk memperjuangkan pembentukan Provinsi Maluku Utara. DPRD-GR merespons upaya ini dengan mengeluarkan resolusi Nomor 4/DPRD-GR/1964 yang intinya memberikan dukungan atas upaya pembentukan Provinsi Maluku Utara. Namun pergantian pemerintahan dari orde lama ke orde baru mengakibatkan upaya-upaya rintisan yang telah dilakukan tersebut tidak mendapat tindak lanjut yang konkret. Orde Baru[sunting | sunting sumber] Pada masa Orde Baru, daerah Moloku Kie Raha ini terbagi menjadi dua kabupaten dan satu kota administratif. Kabupaten Maluku Utara beribu kota di Ternate, Kabupaten Halmahera Tengah beribu kota di Soa Sio, Tidore dan Kota Administratif Ternate beribu kota di Kota Ternate. Ketiga daerah kabupaten/kota ini masih termasuk wilayah Provinsi Maluku. Orde Reformasi[sunting | sunting sumber] Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, muncul pemikiran untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah potensial yang perlu dilakukan percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah provinsi, terutama karena laju pembangunan antara wilayah utara dan selatan dan atau antara wilayah tengah dan tenggara yang tidak serasi. Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibu kota sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.[15] Dengan demikian provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara, Kota Ternate dan Kabupaten Halmahera Tengah. Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula dan Kota Tidore. Pemerintahan[sunting | sunting sumber] Gubernur[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Daftar gubernur Maluku Utara Gubernur Maluku Utara bertanggungjawab atas wilayah provinsi Maluku Utara. Saat ini, gubernur atau kepala daerah yang menjabat di provinsi Maluku Utara ialah Sherly Tjoanda, dengan wakil gubernur Sarbin Sehe. Mereka menang pada Pemilihan umum Gubernur Maluku Utara 2024. Sherly Tjoanda merupakan Gubernur perempuan pertama di Maluku Utara. Sherly dan Sarbin dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada 20 Februari 2025 di Jakarta.[16] Gubernur Maluku Utara Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref. 3 Sherly Tjoanda(lahir 1982) Demokrat 20 Februari 2025 Petahana 60 hari V(2024) Sarbin Sehe [16] Perwakilan[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku Utara DPRD Maluku Utara beranggotakan 45 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Maluku Utara terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Maluku Utara yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2024 yang dilantik pada 23 September 2024 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Maluku Utara, Ahmad Shalihin, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Maluku Utara.[17][18] Komposisi anggota DPRD Maluku Utara periode 2024-2029 terdiri dari 12 partai politik dimana Partai Golkar adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 8 kursi, kemudian disusul oleh PDI Perjuangan, Partai NasDem, PKS, dan Partai Hanura yang masing-masing meraih 5 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Maluku Utara dalam tiga periode terakhir.[19][20][21][22][23][24][25] Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode 2014-2019 2019-2024 2024-2029 PKB 1 1 4 Gerindra 3 5 4 PDI-P 7 8 5 Golkar 8 8 8 NasDem 5 4 5 PKS 5 2 5 PPP 1 0 0 PAN 3 4 3 Hanura 4 2 5 Demokrat 3 4 3 PBB 3 2 1 PKPI 2 0 Garuda (baru) 1 1 Berkarya (baru) 2 Perindo (baru) 2 1 Jumlah Anggota 45 45 45 Jumlah Partai 12 13 12 Kabupaten dan Kota[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Daftar kabupaten dan kota di Maluku Utara No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[26] Jumlah penduduk (2024)[27] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang Peta lokasi 1 Kabupaten Halmahera Barat Jailolo James Uang 2.243,44 138.673 8 -/169 2 Kabupaten Halmahera Selatan Labuha Hasan Ali Bassam Kasuba 8.087,03 256.968 30 -/249 3 Kabupaten Halmahera Tengah Weda Ikram Malan Sangadji 2.276,94 99.647 10 -/61 4 Kabupaten Halmahera Timur Kota Maba Ubaid Yakub 6.484,41 99.224 10 -/102 5 Kabupaten Halmahera Utara Tobelo Piet Hein Babua 3.404,57 204.419 17 -/196 6 Kabupaten Kepulauan Sula Sanana Fifian Adeningsi Mus 3.304,32 100.391 12 -/78 7 Kabupaten Pulau Morotai Daruba Rusli Sibua 2.337,33 81.860 5 -/88 8 Kabupaten Pulau Taliabu Bobong Aliong Mus 2.985,75 65.291 8 -/71 9 Kota Ternate - M. Tauhid Soleman 162,20 207.781 7 77/- 10 Kota Tidore Kepulauan - Muhammad Sinen 1.703,32 120.605 8 40/49 Demografi[sunting | sunting sumber] Populasi[sunting | sunting sumber] Penduduk Provinsi Maluku Utara pada tahun 2019 adalah 1.282.937 jiwa yang tersebar di 10 kabupaten/kota, sementara pada tahun 2021 berjumlah 1.316.973 jiwa penduduk.[3] Kabupaten Halmahera Selatan merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu 252.780 jiwa, menyusul Kota Ternate dengan jumlah 201.244 jiwa, dan daerah yang memiliki jumlah penduduk palnig sedikit yaitu Kabupaten Pulau Taliabu sebanyak 75.199 jiwa.[3] Laju pertumbuhan penduduk di provinsi Maluku Utara adalah 1,98% per tahun. Kabupaten Halmahera Tengah merupakan daerah dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu sebesar 2,92% per tahun, sedangkan daerah dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah yaitu Kota Tidore Kepulaun sebesar 1,15% per tahun. Dengan luas 31.982 km² dan jumlah penduduk mencapai 1,2 juta pada tahun 2017, tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Maluku Utara adalah 38/km². Daerah dengan tingkat kepadatan tertinggi adalah Kota Ternate dengan tingkat kepadatan mencapai 2.003/km², sedangkan wilayah dengan tingkat kepadatan terendah adalah Kabupaten Halmahera Timur dengan tingkat kepadatan hanya 14/km². Menurut data pada Juni 2021, sebanyak 981.120 penduduk Maluku Utara adalah Muslim, 328.859 adalah Protestan, 6.606 adalah Katolik, 139 adalah Buddha, 113 adalah Hindu dan 10 adalah lainnya[28] Suku bangsa[sunting | sunting sumber] Masyarakat di Maluku Utara terdiri dari berbagai suku bangsa yang sangat beragam. Total ada sekitar 28 kelompok etnis dan bahasa di Maluku Utara. Mereka dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bahasa yang digunakan, yaitu Austronesia and non-Austronesia. Kelompok Austronesia tinggal di bagian selatan, tengah, dan timur Halmahera. Mereka diantaranya adalah suku Buli, suku Maba, suku Patani, suku Sawai, dan suku Weda. Di Bagian utara dan barat Halmahera adalah kelompok bahasa non-Austronesia terdiri dari suku Galela, suku Tobelo, suku Loloda, suku Tobaru, suku Modole, suku Togutil, suku Pagu, suku Waioli, suku Ibu, suku Sahu, suku Ternate, suku Tidore, dan suku Makian (sebagian). Di Kepulauan Sula ada beberapa kelompok etnis seperti suku Sula, suku Mangole, suku Kadai, suku Mange, dan suku Siboyo. Sebagian besar masyarakat di daerah ini menggunakan bahasa Melayu Sula, sebuah ragam bahasa Melayu pasar turunan dari bahasa Melayu Maluku Utara.[29] Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Maluku Utara:[30] No Suku Jumlah 2010 % 1 Asal Maluku 687.003 66,35% 2 Asal Sulawesi 240.427 23,22% 3 Jawa 42.724 4,13% 4 Bugis 20.634 1,99% 5 Minahasa 8.986 0,87% 6 Gorontalo 7.423 0,72% 7 Asal Papua 6.313 0,61% 8 Suku lainnya 21.915 2,11% Maluku Utara 1.035.425 100% Bahasa[sunting | sunting sumber] Maluku Utara memiliki 37 bahasa di antaranya Bacan, Bajo, Bicoli, Buli, Buton, Galela, Gamkonora, Gane, Gebe, Gorap, Ibu, Kadai, Kao, Kayoa, Koloncucu, Laba, Loloda, Maba, Makian Dalam, Makian Luar, Melayu Ternate, Modole, Pagu, Patani, Sahu, Saketa, Sanger, Sawai, Sula, Taliabu, Tidore, Ternate, Ternateno, Tobelo, Tobaru, Waioli, dan Weda.[31] Bahasa Bacan, penutur bahasa ini merupakan masyarakat di desa Amasing Kota kecamatan Bacan, Kabaputen Halmahera Selatan. Agama[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Agama di Maluku Utara Lihat pula: Islam di Maluku Utara dan Kristen di Maluku Utara Agama di Maluku Utara 2021[4] Agama Persen(%) Islam 74,50% Protestan 24,97% Katolik 0,50% Hindu 0,01% Buddha 0,01% Konghucu 0,01% Sebagian besar penduduk di Maluku Utara beragama Islam, dengan orang-orang Kristen (kebanyakan Protestan) merupakan minoritas dengan jumlah yang signifikan. Agama Hindu, Buddha, Konghucu dan berbagai agama lokal lainnya dipraktikkan oleh sebagian kecil dari populasi. Menurut data Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2021, komposisi agama di provinsi ini adalah Islam 74,50%, kemudian Kristen 25,47% di mana Protestan 24,97% dan Katolik 0,50%. Selebihnya beragama Hindu 0,01%, Budha 0,01% dan Konghucu sebanyak 0,01%.[3] Agama Islam mencakup seluruh kabupaten/kota di Maluku Utara. Sedangkan penganut agama Kristen menjadi mayoritas di Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Barat, dan juga memiliki jumlah yang cukup signifikan di Kabupaten Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan dan Kabupaten Pulau Morotai. Sementara pemeluk Hindu, Buddha dan Konghucu umumnya berada di Kota Ternate.[3][4] Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Data diambil dari WikiPedia.
Peta Provinsi Maluku Utara
Kode Pos Surabaya - Kode Pos Jember - Kode Pos Jakarta - Kode Pos Bandung - Kode Pos Yogyakarta - Kode Pos Semarang - Kode Pos Aceh - Kode Pos Mataram - Kode Pos Denpasar - Kode Pos Pasuruan - Kode Pos Lumajang - Kode Pos Ambon - Kode Pos Minahasa Selatan - Kode Pos Banyuwangi - Kode Pos Bali - Kode Pos Banjarmasin - Kode Pos Pangkal Pinang - Kode Pos Maluku - Kode Pos Medan - Kode Pos Bekasi - Kode Pos Manokwari - Kode Pos Manado - Kode Pos PALANGKA RAYA - Kode Pos Jambi - Kode Pos Pekan Baru - Kode Pos Gorontalo - Kode Pos Bogor - Kode Pos Sukoreno - Kode Pos Situbondo