Kode Pos Seluruh Indonesia Tahun 2025
Provinsi, Kota/Kabupaten, Kecamatan/Distrik, Kelurahan/Desa
Saat ini kami memiliki 81248 data kode pos dari seluruh indonesia, terdiri dari 38 Provinsi, 416 kabupaten, 98 kota, 7.094 kecamatan, 8.506 kelurahan, dan 74.961 desa
Daftar Kode Pos Kabupaten TARAKAN
Sekilas mengenai Kabupaten TARAKAN
Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3°14'23"–3°26'37" Lintang Utara dan 117°30'50"–117°40'12" Bujur Timur, terdiri dari dua pulau, yaitu Pulau Tarakan, dan Pulau Sadau, serta perairan di sekitarnya dengan luas wilayah mencapai 65.733 Ha.[1] Batas Wilayah[sunting | sunting sumber] Utara Pesisir Pantai Kecamatan Pulau Bunyu, Kabupatan Bulungan Timur Pulau Bunyu, Laut Sulawesi Selatan Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan Barat Kecamatan Sesayap, Kabupaten Bulungan Iklim[sunting | sunting sumber] Kota Tarakan beriklim tropis dengan suhu udara minimum 24,1 °C dan maksimum 31,1 °C, kondisi ini membuat Kota Tarakan memiliki Kelembapan rata-rata ±84%. Curah hujan dalam 5 tahun terakhir rata-rata sekitar 308,2 mm/bulan dan penyinaran rata-rata 49,82%, telah memberikan julukan tersendiri bagi pulau ini sebagai daerah yang tak kenal musim. Data iklim Tarakan, Kalimantan Utara, Indonesia Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun Rekor tertinggi °C (°F) 37 (99) 38 (100) 37 (99) 36 (97) 38 (100) 35 (95) 37 (99) 37 (99) 38 (100) 36 (97) 37 (99) 37 (99) 38 (100) Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.7 (85.5) 29.6 (85.3) 29.9 (85.8) 30.2 (86.4) 30.5 (86.9) 30.2 (86.4) 30.5 (86.9) 30.7 (87.3) 30.6 (87.1) 30.9 (87.6) 30.5 (86.9) 30 (86) 30.27 (86.51) Rata-rata harian °C (°F) 26.2 (79.2) 26.5 (79.7) 26.1 (79) 26.7 (80.1) 26.9 (80.4) 26.5 (79.7) 26.6 (79.9) 26.7 (80.1) 26.6 (79.9) 26.9 (80.4) 26.7 (80.1) 26.5 (79.7) 26.58 (79.85) Rata-rata terendah °C (°F) 22.7 (72.9) 22.7 (72.9) 23.1 (73.6) 23.2 (73.8) 23.3 (73.9) 22.8 (73) 22.8 (73) 22.7 (72.9) 22.7 (72.9) 22.9 (73.2) 23.5 (74.3) 23.1 (73.6) 22.96 (73.33) Rekor terendah °C (°F) 21 (70) 20 (68) 21 (70) 22 (72) 22 (72) 21 (70) 18 (64) 20 (68) 21 (70) 20 (68) 20 (68) 18 (64) 18 (64) Curah hujan mm (inci) 284 (11.18) 217 (8.54) 311 (12.24) 310 (12.2) 332 (13.07) 292 (11.5) 273 (10.75) 253 (9.96) 265 (10.43) 309 (12.17) 352 (13.86) 319 (12.56) 3.517 (138,46) Rata-rata hari hujan 16 14 17 17 17 15 15 14 14 17 17 17 190 % kelembapan 84 83 82 83 82 82 83 81 82 83 83 84 82.7 Rata-rata sinar matahari bulanan 167 189 152 140 146 154 157 161 158 143 137 149 1.853 Sumber #1: Climate-Data.org[4] & BMKGBMKG[5] Sumber #2: Weatherbase & WeatherAtlas[6][7] Sejarah[sunting | sunting sumber] Pemboran minyak oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij di Pulau Tarakan (tahun 1920-1940) Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain". Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.[8] Era Kerajaan Tidung[sunting | sunting sumber] Kerajaan Tidung[9] atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di Kalimantan Utara, yang berkedudukan di Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini, selain Kerajaan Tidung, terdapat pula Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasarkan silsilah (genealogi) yang ada bahwa dipesisir timur Pulau Tarakan yaitu di kawasan Dusun Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung), kira-kira pada tahun 1076-1156, kemudian berpindah ke pesisir selatan Pulau Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lalu bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang kira-kira pada tahun 1216-1394, setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari Pulau Tarakan ke daerah Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394-1557, di bawah pengaruh Kesultanan Sulu. Dari riwayat-riwayat yang terdapat di kalangan suku Tidung tentang kerajaan yang pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu dari Menjelutung di Sungai Sesayap dengan rajanya yang terakhir bernama Benayuk. Berakhirnya zaman Kerajaan Menjelutung karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam ke dalam air (sungai) berikut warganya. Peristiwa tersebut di kalangan suku Tidung disebut Gasab yang kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang Benayuk dari Menjelutung. Prajurit dari Batalion ke-2/48 menyaksikan konvoi yang membawa mereka ke Tarakan Dari beberapa sumber didapatkan riwayat tentang masa pemerintahan Benayuk yang berlangsung sekitar 35 musim. Perhitungan musim tersebut adalah berdasarkan hitungan hari bulan (purnama) yang dalam semusim terdapat 12 purnama. Dari itu maka hitungan musim dapat disamakan lebih kurang dengan tahun Hijriah. Apabila dirangkaikan dengan riwayat tentang beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang dapat diketahui lama masa pemerintahan dan keterkaitannya dengan Benayuk, maka diperkirakan tragedi di Menjelutung tersebut terjadi pada sekitaran awal abad XI. Kelompok-kelompok Suku Tidung pada zaman Kerajaan Menjelutung belumlah seperti apa yang terdapat sekarang ini, sebagaimana diketahui bahwa di kalangan Suku Tidung yang ada di Kalimantan Timur dan Utara sekarang terdapat 4 (empat) kelompok dialek bahasa Tidung, yaitu: Dialek bahas Tidung Malinau Dialek bahasa Tidung Sembakung. Dialek bahas Tidung Sesayap. Dialek bahas Tidung Tarakan yang biasa pula disebut Tidung Tengara yang kebanyakan bermukim di daerah air asin. Dari adanya beberapa dialek Bahasa Tidung yang merupakan kelompok komunitas berikut lingkungan sosial budayanya masing-masing, maka tentulah dari kelompok-kelompok dimaksud memiliki pemimpin masing-masing. Sebagaimana diriwayatkan kemudian bahwa setelah Kerajaan Benayuk di Menjelutung runtuh maka anak keturunan beserta warga yang selamat berpindah dan menyebar kemudian membangun pemukiman baru. Salah seorang dari keturunan Benayuk yang bernama Kayam selaku pemimpin dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang merupakan cikal bakal dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, Sembakung dan Lumbis. Berikut adalah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Tidung: Benayuk dari sungai Sesayap, Menjelutung (Masa Pemerintahan ± 35 Musim) Yamus (Si Amus) (Masa Pemerintahan ± 44 Musim) Ibugang (Aki Bugang) Itara (Lebih kurang 29 Musim) Ikurung (Lebih kurang 25 Musim) Ikarang (Lebih kurang 35 Musim), di Tanjung Batu (Tarakan). Karangan (Lebih kurang Musim) Ibidang (Lebih kurang Musim) Bengawan (Lebih kurang 44 Musim) Itambu (Lebih kurang 20 Musim) Aji Beruwing Sakti (Lebih kurang 30 Musim) Aji Surya Sakti (Lebih kurang 30 Musim) Aji Pengiran Kungun (Lebih kurang 25 Musim) Pengiran Tempuad (Lebih kurang 34 Musim) Aji Iram Sakti (Lebih kurang 25 Musim) di Pimping, Bulungan Aji Baran Sakti (Lebih kurang 20 Musim). Datoe Mancang (Lebih kurang 49 Musim) Abang Lemanak (Lebih kurang 20 Musim), di Baratan, Bulungan Ikenawai bergelar Ratu Ulam Sari (Lebih kurang 15 Musim) Era Dinasti Tengara[sunting | sunting sumber] Dinasti Tengara bermulai pada tahun 1557-1916 Masehi, dinasti ini pertama kali dipimpin oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 Masehi dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara berlokasi di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah Berikut adalah raja-raja yang pernah berkuasa pada masa Dinasti Tengara: Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet (1557-1571) Amiril Pengiran Dipati I (1571-1613) Amiril Pengiran Singa Laoet (1613-1650) Amiril Pengiran Maharajalila I (1650-1695) Amiril Pengiran Maharajalila II (1695-1731) Amiril Pengiran Dipati II (1731-1765) Amiril Pengiran Maharajadinda (1765-1782) Amiril Pengiran Maharajalila III (1782-1817) Amiril Tadjoeddin (1817-1844) Amiril Pengiran Djamaloel Kiram (1844-1867) Ratoe Intan Doera/Datoe Maoelana (1867-1896), Datoe Jaring gelar Datoe Maoelana adalah putera Sultan Bulungan Muhammad Kaharuddin (II) Datoe Adil (1896-1916) Era Hindia Belanda[sunting | sunting sumber] Lapangan Udara Tarakan 2 minggu setelah diduduki. Lihat pelubangan yang mendalam. Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah, yakni: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan, dan Berau. Namun pada masa pasca-kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk mengubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppres RI No. 22 Tahun 1963. Era Pendudukan Jepang[sunting | sunting sumber] Pada saat pendaratan Sekutu, angkatan Jepang di Tarakan berjumlah 2.200 orang yang didatangkan dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Satuan terbesar adalah Batalion Infantri Independen ke-455 yang berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi. 150 pasukan pendukung AD juga ada di Tarakan. Sumbangan AL kepada garnisun Tarakan tersusun atas 980 pelaut yang dikomandoi oleh Komandan Kaoru Kaharu. Satuan laut utama adalah Angkatan Garnisun Laut ke-2 yang berkekuatan 600 orang. Satuan laut ini dilatih bertempur sebagai infantri dan mengoperasikan beberapa senapan pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang juga diharapkan bertempur pada saat serangan Sekutu. Angkatan Jepang termasuk sekitar 50 orang Indonesia yang berdinas di satuan pengawal pusat. Mayor Tokoi mengarahkan keseluruhan pertahanan Tarakan, meskipun hubungan antara AL dan AD buruk.[10] Angkatan Jepang dipusatkan di sekitar Lingkas, pelabuhan utama Tarakan dan tempat satu-satunya pantai yang cocok untuk pendaratan pasukan.[11] Pembela itu telah menghabiskan waktu beberapa bulan sebelum serangan yang menyusun posisi bertahan dan menanam ranjau.[12] Pertahanan yang diatur itu banyak dipakai selama pertempuran, dengan taktik Jepang yang difokuskan pada posisi bertahan pra-persiapan yang kuat. Jepang tak melakukan kontra-serangan besar apapun, dan kebanyakan gerakan menyerang terbatas pada beberapa pihak penyerang yang mencoba menyelusup garis Australia.[13] Gabungan patroli Australia-Hindia Belanda di bagian terpencil Tarakan Mendapatkan ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang berlangsung selama 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur. Saat ladang minyak Tarakan berhasil disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal tahun 1944.[14] Menyusul penyerahan Belanda, 5.000 penduduk Tarakan amatIah menderita akibat kebijakan pendudukan Jepang. Banyaknya pasukan Jepang yang ditempatkan di pulau ini mengakibatkan penyunatan bahan makanan dan sebagai akibatnya banyak orang Tarakan yang kurang gizi. Selama pendudukan itu, Jepang membawa sekitar 600 buruh ke Tarakan dari Jawa. Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk bekerja sebagai "jugun ianfu" (wanita penghibur) di Tarakan setelah membujuk mereka dengan janji palsu mendapatkan kerja sebagai juru tulis maupun membuat pakaian.[15] Pantai tempat pasukan sekutu mendarat di Tarakan pada 1 Mei 1945 [16] Arti penting Tarakan bagi Jepang makin menguap dengan gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir meninggalkan Tarakan pada bulan Juli 1944, dan serangan udara Sekutu yang hebat pada tahun-tahun itu menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di pulau itu.[10] Serangan ini juga membunuh beberapa ratus penduduk sipil Indonesia.[17] Sejalan dengan kepentingannya yang makin menurun, garnisun Jepang di Tarakan berkurang pada awal 1945 saat salah satu dari 2 batalion infantri yang ditempatkan di pulau itu (Batalion Infantri Independen ke-454) ditarik ke Balikpapan. Batalion ini dihancurkan oleh Divisi ke-7 Australia pada bulan Juli selama Pertempuran Balikpapan.[18] Era Kemerdekaan[sunting | sunting sumber] Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bagian utara sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981. Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan. Sejak tahun 2012, Kota Tarakan merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara, seiring dengan pemekaran provinsi baru tersebut dari Provinsi Kalimantan Timur. Pemerintahan[sunting | sunting sumber] Kepala daerah[sunting | sunting sumber] .mw-parser-output .hatnote{font-style:italic}.mw-parser-output div.hatnote{padding-left:1.6em;margin-bottom:0.5em}.mw-parser-output .hatnote i{font-style:normal}.mw-parser-output .hatnote+link+.hatnote{margin-top:-0.5em}Artikel utama: Daftar Wali Kota Tarakan Kantor Wali Kota Tarakan Pada Pemilihan umum Wali Kota Tarakan 2024, pasangan Khairul dan Ibnu Saud menjadi pemenang. Mereka dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, pada 20 Februari 2025 di Istana Merdeka Jakarta.[19] No. Wali Kota Mulai menjabat Akhir menjabat Periode Wakil Walikota 4 Khairul 20 Februari 2025 Petahana 6(2024) Ibnu Saud Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Tarakan dalam empat periode terakhir. Partai Politik Jumlah Kursi pada Periode 2009–2014[20] 2014–2019[21] 2019–2024[22] 2024–2029 PKB 0 2 4 3 Gerindra 0 3 4 5 PDI-P 2 3 3 4 Golkar 4 3 4 3 NasDem (baru) 2 4 2 PKS 3 1 2 3 Hanura 1 3 4 2 PAN 3 4 1 2 PBB 0 1 0 0 Demokrat 3 3 1 4 Perindo (baru) 1 0 PPP 1 0 1 2 PPD 1 PDK 1 PBR 2 Patriot 3 PIS 1 Berkarya (baru) 1 Jumlah Kursi 25 25 30 30 Jumlah Partai 12 10 12 10 Kecamatan[sunting | sunting sumber] Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Tarakan Kota Tarakan terdiri dari 4 kecamatan dan 20 kelurahan. Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 242.786 jiwa dengan luas wilayah 677,53 km² dan sebaran penduduk 358 jiwa/km².[23][24] Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Tarakan, adalah sebagai berikut: Kode Kemendagri Kecamatan Jumlah Kelurahan Daftar Kelurahan 65.71.01 Tarakan Barat 5 Karang Anyar Karang Anyar Pantai Karang Balik Karang Harapan Karang Rejo 65.71.02 Tarakan Tengah 5 Kampung 1 Skip Pamusian Sebengkok Selumit Selumit Pantai 65.71.03 Tarakan Timur 7 Gunung Lingkas Lingkas Ujung Kampung IV Kampung VI Mamburungan Mamburungan Timur Pantai Amal 65.71.04 Tarakan Utara 3 Juata Kerikil Juata Laut Juata Permai TOTAL 20 Demografi[sunting | sunting sumber] Penduduk[sunting | sunting sumber] Suasana laut di Tarakan saat matahari terbenam Swiss-Bell Hotel Tarakan pada malam hari Kondisi pusat kota Tarakan dari udara Dua gedung perkantoran yang berdampingan Berikut adalah pertumbuhan penduduk Kota Tarakan dari tahun 1980: Tahun Populasi 1980 55.444 jiwa 1991 84.648 jiwa 1997 109.353 jiwa 1998 113.565 jiwa 2000 116.641 jiwa 2001 121.588 jiwa 2003 149,998 jiwa 2005 168.331 jiwa 2007 176.981 jiwa 2008 178.111 jiwa 2010 193.069 jiwa [25] 2020 242.786 jiwa Berdasarkan data yang ada pada hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Tarakan mencapai 193.069 jiwa, terdiri dari laki-laki = 101.464 jiwa dan perempuan = 91.605 jiwa. Penduduk Tarakan berdasarkan wilayah: Jumlah penduduk di Kecamatan Tarakan Barat adalah 67.780 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan: Kelurahan Penduduk Luas Karang Anyar 27.573 jiwa 5,61 km² Karang Anyar Pantai 17.855 jiwa 8,51 km² Karang Balik 7.875 jiwa 0,80 km² Karang Harapan 7.621 jiwa 12,31 km² Karang Rejo 6.856 jiwa 0,76 km² Jumlah penduduk di Kecamatan Tarakan Tengah adalah 60.397 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan: Kelurahan Penduduk Luas Kampung 1 Skip 8.410 jiwa 50,61 km² Pamusian 14.131 jiwa 2,54 km² Sebengkok 15.019 jiwa 1,48 km² Selumit 6.490 jiwa 0,43 km² Selumit Pantai 16.347 jiwa 0,48 km² Jumlah penduduk di Kecamatan Tarakan Timur adalah 42.909 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan: Kelurahan Penduduk Luas Gunung Lingkas 7.905 jiwa 3,19 km² Lingkas Ujung 10.409 jiwa 1,16 km² Kampung 4 4.529 jiwa 11,39 km² Kampung 6 5.433 jiwa 11,21 km² Mamburungan 7.633 jiwa 8,51 km² Mamburungan Timur 2.531 jiwa 10,40 km² Pantai Amal 4.469 jiwa 12,15 km² Jumlah penduduk di Kecamatan Tarakan Utara adalah 21.983 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan: Kelurahan Penduduk Luas Juata Kerikil 4.705 jiwa 10,59 km² Juata Laut 10.401 jiwa 84,54 km² Juata Permai 6.877 jiwa 14,23 Km² Agama[sunting | sunting sumber] Islamic Center Tarakan Paroki Santa Maria Imakulata Tarakan Kota Tarakan dihuni oleh suku bangsa asli, yaitu Tidung yang hampir seluruhnya beragama Islam. Selain itu, terdapat juga pemeluk agama Protestan, Budha, Katolik, Hindu, dan agama lainnya. Berikut jumlah Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2010 dan 2024:[2][1] Agama 2010 % 2024 % Islam 165.396 85,53% 218.712 85,67% Protestan 18.193 9,41% 24.477 9,59% Katolik 5.222 2,70% 9.048 3,54% Buddha 2.918 1,51% 2.890 1,13% Hindu 107 0,06% 92 0,04% Konghucu 146 0,08% 87 0,03% Lain-lain 1.388 0,71% 4 0,00% Di bidang kesenian, Bumi Paguntaka ini terkenal akan Tari Jepen yang merupakan tari asli daerah ini, selain Hadrah dan tari-tari tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Sementara di dunia musik, perkembangan musik tradisional dan modern juga menunjukkan kemajuan yang berarti. Suku bangsa[sunting | sunting sumber] Berikut ini persentase suku bangsa di Kota Tarakan menurut IPUMS dan BPS Kota Tarakan (2010). No. Suku bangsa % 1 Bugis 37,45% 2 Jawa 11,08% 3 Tidung 10,89% 4 Mandar 7,44% 5 Dayak* 7,21% 6 Banjar 6,06% 7 Tionghoa 4,50% 8 Tausug 1,77% 9 Toraja 1,48% 10 Lainnya* 12,12% *Catatan: Dayak terdiri dari berbagai sub-etnis; Lainnya adalah klasifikasi berbagai kelompok etnis lainnya yang tidak tercatat (IPUMS dan BPS Kota Tarakan, 2010).[26] Pendidikan[sunting |
Data diambil dari WikiPedia.
Peta Kabupaten TARAKAN
Kode Pos Surabaya - Kode Pos Jember - Kode Pos Jakarta - Kode Pos Bandung - Kode Pos Yogyakarta - Kode Pos Semarang - Kode Pos Aceh - Kode Pos Mataram - Kode Pos Denpasar - Kode Pos Pasuruan - Kode Pos Lumajang - Kode Pos Ambon - Kode Pos Minahasa Selatan - Kode Pos Banyuwangi - Kode Pos Bali - Kode Pos Banjarmasin - Kode Pos Pangkal Pinang - Kode Pos Maluku - Kode Pos Medan - Kode Pos Bekasi - Kode Pos Manokwari - Kode Pos Manado - Kode Pos PALANGKA RAYA - Kode Pos Jambi - Kode Pos Pekan Baru - Kode Pos Gorontalo - Kode Pos Bogor - Kode Pos Sukoreno - Kode Pos Situbondo